Sakral dan Penuh Makna: Prosesi Syahadat Mualaf Sraten di KUA Cluring


Banyuwangi (KUA Cluring), 3 Maret 2025 – Suasana haru dan khidmat menyelimuti Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cluring pagi ini. Di bawah langit yang cerah, seorang perempuan asal Sraten bernama Qoyyimah dengan penuh keyakinan mengucapkan dua kalimat syahadat, menandai titik balik perjalanan spiritualnya sebagai seorang Muslimah. Proses pengislamannya berlangsung sakral di hadapan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cluring serta para staf KUA yang turut menyaksikan momen bersejarah ini. Tepat pukul 08.15 WIB, dengan suara lirih namun mantap, ia mengucapkan kalimat syahadat yang menjadi simbol keikhlasan dan ketundukannya pada ajaran Islam. Peristiwa ini bukan sekadar sebuah pernyataan formal, tetapi juga perjalanan batin yang panjang menuju cahaya hidayah.

Sebagai seorang mualaf, perjalanan Qoyyimah menuju Islam bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam. Ia telah melewati berbagai pertimbangan mendalam dan pencarian spiritual yang panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikrarkan keimanannya. Keputusan ini bukan hanya hasil dari pengaruh lingkungan atau ajakan semata, melainkan sebuah kesadaran penuh akan kebenaran yang ia yakini. Kehadiran tokoh agama dalam prosesi syahadat ini menjadi saksi bahwa setiap insan yang mencari kebenaran dan menemukan Islam senantiasa disambut dengan tangan terbuka. Ahmad Fahim, salah satu Penyuluh Agama Islam KUA yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan bahwa menjadi seorang Muslim sejati bukan hanya sekadar mengucap dua kalimat syahadat, tetapi juga melaksanakan syariat Islam secara sempurna. "Ketika seseorang telah masuk Islam, hendaknya ia berusaha untuk menjadi Muslim yang kaffah dengan mengerjakan syariat-syariat yang ada," ujar Gunawan, Kepala KUA Kecamatan Cluring.

Prosesi pengislaman Qoyyimah menjadi momentum yang mengingatkan kembali kepada kita semua akan makna Islam sebagai *rahmatan lil ‘alamin*. Dalam suasana yang penuh kekhusyukan, kehadiran para saksi dari MUI dan staf KUA bukan hanya sekadar sebagai pelengkap formalitas, melainkan juga sebagai bentuk dukungan moral dan spiritual bagi seorang mualaf yang baru saja menapaki jalan iman yang baru. Islam selalu mengajarkan kasih sayang, penerimaan, dan bimbingan bagi siapa saja yang dengan tulus ingin mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, pascaprosesi syahadat, bimbingan keislaman bagi seorang mualaf menjadi sangat penting agar ia dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Bimbingan tersebut meliputi pemahaman mengenai tauhid, ibadah, serta aspek sosial dalam Islam yang akan membantunya dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai seorang Muslimah.

Momen sakral ini tidak hanya menjadi tonggak awal bagi perjalanan iman Qoyyimah, tetapi juga menjadi pengingat bagi seluruh umat Muslim akan pentingnya menjaga keimanan dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh. Islam bukan hanya sekadar identitas, tetapi juga jalan hidup yang menuntun manusia menuju kebaikan, keadilan, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Perjalanan spiritual seorang mualaf sering kali dipenuhi dengan tantangan, baik secara sosial maupun pribadi. Namun, dengan dukungan dari komunitas Muslim yang peduli, mereka dapat menjalani kehidupan barunya dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Semoga perjalanan iman Qoyyimah menjadi inspirasi bagi banyak orang dan semakin mengukuhkan keyakinan bahwa Islam adalah jalan kebenaran yang membawa kedamaian dan keberkahan bagi siapa saja yang memilihnya dengan hati yang ikhlas. (LM)

 

1 Komentar

  1. Langkah baru menuju kebaikan selamat dan lanjutkan # Penyuluh semakin Jaya#

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama