KUA Kecamatan Cluring Gelar Doa Bersama untuk Mengenang Para Pahlawan G30S/PKI


Banyuwangi, (KUA Cluring) 30 September 2024 – Suasana khidmat dan haru menyelimuti area Lubang Buaya, Dusun Cemetuk, Desa Cluring, ketika segenap penyuluh agama Islam dan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cluring berkumpul untuk melaksanakan kegiatan doa bersama. Acara ini digelar untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam tragedi kelam Gerakan 30 September atau G30S/PKI. Meskipun peristiwa ini telah berlalu puluhan tahun silam, semangat juang dan pengorbanan mereka tetap terpatri kuat di sanubari bangsa Indonesia.

Acara dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu penyuluh agama, dilanjutkan dengan lantunan tahlil dan doa khusus untuk arwah para pahlawan yang menjadi korban kekejaman PKI. Suara lirih doa yang menyatu di antara dedaunan dan udara pagi di Cemetuk seakan menyampaikan rasa hormat serta penghargaan mendalam dari seluruh peserta kepada para pahlawan yang gugur.

Di tengah kesunyian dan kekhidmatan acara, terucap pesan penuh makna untuk generasi sekarang agar tidak melupakan sejarah kelam ini. Mereka diminta untuk selalu meneladani semangat juang dan keberanian para pahlawan yang rela mengorbankan nyawa demi mempertahankan keutuhan bangsa. 

"Generasi muda, ingatlah bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini dibangun dari darah, air mata, dan pengorbanan para pahlawan. Jangan biarkan perjuangan mereka sia-sia. Jadikan semangat mereka sebagai bara api yang menggerakkan kita untuk terus menjaga persatuan, keadilan, dan kesatuan bangsa," tutur salah satu pegawai KUA yang memberikan sambutan.

Melalui kegiatan doa ini, generasi muda diharapkan bisa mengambil hikmah dan pelajaran penting bahwa kemerdekaan bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan mudah. Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, mereka perlu mengingat bahwa persatuan bangsa adalah kunci kekuatan yang harus dijaga agar kejadian kelam seperti G30S/PKI tidak terulang kembali.

Tragedi G30S/PKI adalah pengingat keras bahwa perpecahan dan pengkhianatan dapat menghancurkan sebuah bangsa. Hikmah yang bisa diambil adalah pentingnya menjaga kesatuan dan kewaspadaan terhadap setiap upaya yang ingin memecah belah bangsa. Sejarah ini mengajarkan bahwa bahaya ideologi yang menentang Pancasila harus diwaspadai dan ditolak secara tegas.

Selain itu, peristiwa tersebut mengingatkan setiap generasi bahwa bangsa ini dibangun atas dasar kebersamaan, toleransi, dan kecintaan pada tanah air. Keutuhan dan stabilitas bangsa tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi kewajiban setiap anak bangsa untuk menjaganya, mulai dari lingkungan terkecil hingga skala nasional.

Melalui kegiatan kirim doa ini, diharapkan generasi penerus dapat mengambil inspirasi dari keteguhan para pahlawan, meneladani keberanian mereka, dan menjadi generasi yang siap membela kebenaran serta keadilan, apa pun rintangannya. Jangan biarkan sejarah terulang. Jaga persatuan dan kesatuan, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. (Hr.S)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama