Tausiyah Pagi di Masjid Ar-Royan: Tekankan Pentingnya Ketakwaan dan Kesucian dalam Ibadah


Banyuwangi (Bimas Islam) — Masjid Ar-Royan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi kembali menjadi pusat kegiatan spiritual dengan digelarnya tausiyah usai Sholat Dhuha, Kamis pagi 22 Mei 2025. Acara yang penuh khidmat ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. H. Chaironi Hidayat, M.H.I., beserta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan kantor tersebut.

Tausiyah disampaikan oleh Moh. Syaifullah, Pengawas Madrasah, yang menitikberatkan pesan-pesan ketakwaan sebagai fondasi utama dalam kehidupan beragama. Berdasarkan ayat dalam Al-Qur’an, "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya agar kamu beruntung." (QS. Al-Ma’idah: 35), beliau menjelaskan bahwa takwa bukan sekadar keyakinan, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

"Setelah kita beriman, maka tugas berikutnya adalah membangun nilai takwa secara sungguh-sungguh, yakni menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya," ujar Syaifullah.

Salah satu indikator ketakwaan yang disorot adalah upaya menjaga kesucian diri, baik dari hadas maupun najis. Ia mengingatkan para jamaah agar memperhatikan tata cara bersuci, mulai dari wudhu, mandi wajib, hingga menjaga kebersihan pakaian dan tempat ibadah.

"Jangan remehkan cara kita berwudhu dan mandi. Jika asal-asalan, berarti kita menyepelekan perintah Allah. Rasulullah telah memberi tuntunan yang jelas, dan itu harus kita jaga agar ibadah kita sah dan diterima," jelasnya.

Beliau juga mencontohkan kondisi rumah dan aktivitas sehari-hari yang sering kali tanpa sadar menjadi sebab masuknya najis ke dalam ruang ibadah pribadi.

"Sepeda motor dari luar, sandal yang kotor, atau bahkan pakaian kita sendiri bisa membawa najis ke ruang shalat. Maka kita harus benar-benar menjaga kesucian, karena ini bagian dari pemeliharaan nilai takwa," imbuhnya.

Dalam tausiyahnya, Syaifullah turut menyampaikan kisah tiga orang saleh yang terjebak dalam gua, dan diselamatkan oleh Allah berkat amal saleh yang mereka lakukan secara ikhlas dan konsisten.

"Satu karena berbakti kepada orang tua, satu lagi karena menahan diri dari dosa saat tergoda, dan satu lagi karena memberi hak orang lain sepenuhnya. Ini bukti bahwa amal yang ikhlas dan terus dilakukan bisa menjadi wasilah keselamatan kita," terang Syaifullah.

Beliau kemudian mengajak seluruh ASN untuk memiliki amalan istiqomah, meski kecil, seperti membaca Al-Qur’an setiap hari, bersedekah, atau menjaga ucapan dari keburukan. Amalan sederhana namun konsisten bisa menjadi wasilah untuk meraih rida Allah.

Dr. Chaironi Hidayat dalam sambutannya seusai tausiyah menyampaikan apresiasi atas materi yang disampaikan, dan mengingatkan bahwa tausiyah seperti ini menjadi penguat spiritual bagi para ASN dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara sekaligus hamba Allah.

"Sebagai ASN Kementerian Agama, kita harus menjadi contoh dalam menjaga kesucian, kedisiplinan, dan keikhlasan dalam beribadah maupun bekerja. Ketakwaan harus menjadi dasar pengabdian kita," ujar Chaironi.


Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Moh. Syaifullah, memohon agar seluruh pegawai Kemenag Banyuwangi senantiasa diberikan kekuatan untuk menjadi pribadi bertakwa, istiqomah dalam ibadah, dan menjaga kesucian lahir batin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama