Tegaldlimo – Bertempat di Aula Kantor Kecamatan Tegaldlimo, pada hari ini (21/8) diselenggarakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Dampak Pernikahan di Bawah Umur yang diinisiasi oleh Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kecamatan Tegaldlimo. Acara ini dibuka secara resmi oleh Ibu Camat Tegaldlimo selaku Ketua PKK Kecamatan, serta dihadiri oleh seluruh pengurus PKK dan DWP dari berbagai desa di wilayah Tegaldlimo.
Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber Penyuluh Agama Islam KUA Tegaldlimo, Wahyu Fadhli Pribadi, S.H. yang menyampaikan materi mengenai pentingnya pencegahan pernikahan di bawah umur serta kaitannya dengan moderasi beragama.
Wahyu menekankan bahwa pernikahan dini tidak hanya berdampak pada ketidaksiapan fisik dan mental pasangan, tetapi juga berpengaruh pada keberlangsungan rumah tangga, pendidikan anak, hingga masalah sosial di masyarakat. “Pernikahan di bawah umur kerap menimbulkan permasalahan serius, baik dari sisi kesehatan reproduksi, psikologis, maupun ekonomi. Karena itu, perlu ada kesadaran bersama untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, khususnya di kalangan remaja,” ujarnya.
Selain itu, Wahyu juga mengaitkan materi dengan nilai-nilai moderasi beragama, bahwa dalam Islam perkawinan dianjurkan ketika pasangan telah matang secara usia, mental, dan tanggung jawab, sehingga dapat melahirkan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. “Moderasi beragama mengajarkan kita untuk menempatkan segala sesuatu secara proporsional. Termasuk dalam pernikahan, hendaknya dilakukan dengan penuh pertimbangan agar tidak menimbulkan mudarat,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari para peserta yang antusias mengikuti materi serta berdiskusi tentang solusi pencegahan pernikahan di bawah umur. PKK dan DWP Kecamatan Tegaldlimo berkomitmen untuk terus menyosialisasikan isu ini ke masyarakat melalui program-program pemberdayaan keluarga.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan bahaya pernikahan dini semakin meningkat, serta terbentuk generasi muda yang lebih siap dalam membangun rumah tangga yang sehat, harmonis, dan berkualitas. (WH)