Dari Ali bin Abu Thalib RA, Rasulullah SAW: “Al-Qur’an adalah obat segala penyakit.” (Diriwayatkan oleh Al Qudha’i dan Ad-Dailami, Al Ajaluni berkata: Sanad hadits ini hasan)
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur’an yaitu sebagai penawar dari segala penyakit, baik penyakit batin/jiwa berupa keraguan, sifat kemunafikan, hasud, dan lainnya, maupun penyakit lahir/fisik. Hadis ini menguatkan statemen firman Allah SWT dalam surah Al-Isra` ayat 82:
“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Ungkapan Al-Qur’an tentang fungsi sebagai penawar dari segala penyakit menggunakan kata “syifâ`“ (penawar) bukan kata “dawâ`“ (obat). Menurut Abdullah As-Sadhan, kata “syifâ`“ digunakan karena mengandung arti kesembuhan yang pasti, sedangkan kata “dawâ`“ mengandung arti kemungkinan akan sembuh. Sebagian ulama tafsir berpendapat bahwa makna syifâ` mencakup dua hal, yaitu penyakit fisik dan non fisik. Ibnu Katsir berpendapat bahwa Al-Qur’an mampu menghilangkan berbagai penyakit hati, seperti keraguan, kemunafikan, syirik, penyelewengan iman,dan penyimpangan moral. Selain itu, Al-Qur’an mampu mengobati semua penyakit fisik. Senada dengan Ibnu Katsir disampaikan juga oleh ulama tafsir lainnya seperti Ibnu Asyur, Syaikh Fakhrurrazi, Imam Thabari, dan ulama tafsir lainnya.
Salah satu manfaat kesehatan bagi orang yang gemar membaca Al-Qur’an adalah mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida) pada otak. Otak manusia memerlukan suplai oksigen yang berlimpah agar sel-sel otak dapat bekerja secara normal. Jika suplai oksigen berkurang maka CO2 akan cepat mengisi kekosongan sehingga mengakibatkan penurunan daya berpikirdankonsentrasi sertamelemahkan ingatan. Untuk menormalkan kembali fungsi otak, makakadar CO2 harus dikurangi dan suplai oksigen ditambah. Salah satu ikhtiarnya adalah tilawah Al Qur’an minimal 100 ayat perhari/30 menit setiap hari.
Rasionalkah dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Dalam ilmu tajwid terdapat istilah makharijul huruf dan sifat huruf. Makharijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya bunyi huruf, sedangkan sifat huruf adalah ilmu tentang karakteristik suatu huruf pada saat keluar dari makhrajnya. Salah satu sifat huruf adalah jahr, yaitu membunyikan huruf dengan tidak bernafas atau berhembus. Hal itu disebabkan tertahannya hembusan nafas serta kuatnya tekanan ketika mengucapkan huruf jahr. Huruf-huruf jahar ada 18 yaitu ‘ain, zha, mim, wawu, zai, nun, qaf, dzai, ya`, ra`, hamzah, ghain, dhad, ha, dal, tha`, lam, dan ba`.
Ketentuan sifat-sifat huruf ini membuka rahasia AlQur’an yang menggunakan bahasa Arab, dan sebagian besar hurufnya memiliki sifat jahr. Al Qur’an memang didesain untuk kebaikan manusia dengan pemilihan bahasa yang tepat, susunan juz yang teratur, dan keindahan ritmenya yang direspon secara langsung oleh sel-sel tubuh.
Menurut dr. Arman Yurisaldi, seorang dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Satyanegara bahwa terdapat sinkronisasi antara pelafalan huruf dengan ilmu kesehatan tubuh dan membaca Al Qur’an yang sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid dan makhrajnya berdampak positif terhadap kesehatan tubuh dan proses penyembuhan penyakit.
Dr. Arman telah melakukan penelitian terhadap pasien-pasiennya yang mengalami gangguan alzheimer (gangguan pada otak) dan stroke. Alzheimer adalah jenis kepikunan yang 'mengerikan' karena dapat melumpuhkan pikiran, kecerdasan, dan daya ingat seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan menurunnya fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis. Demensia Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Mereka yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor risiko keturunan. Bahkan menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia.
Dalam penelitiannya, dr. Arman menganjurkan para pasiennya untuk mengucapkan kalimat tauhid “lâ ilâha illallah” dan kalimat istighfar “astaghfirullâhal ‘Azhîm” dengan suara keras. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pasien yang berdzikir dapat sembuh lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak berdzikir.
Rahasia Huruf Jahr
Setelah diteliti, kedua kalimat tersebut memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kalimat dzikir lainnya. Ditinjau dari ilmu ilmu tajwid, kedua kalimat tersebut memiliki huruf jahr yang lebih kuat dikarenakan pelafalannya menyebabkan udara yang keluar melalui paru-paru menjadi lebih banyak.
Hubungan pelafalan huruf secara jahr inilah yang erat kaitannya dengan pelepasan CO2 dari otak. Ketika kalimat dzikir tersebut dilafalkan, maka kadar CO2 dalam otak secara teratur akan menurun jumlahnya. Secara kimiawi, mengakibatkan diameter dinding pembuluh darah cenderung mengecil. CO2 tidak beracun, namun jika kadarnya terlalu besar (10-20%), gas ini dapat membuat orang pingsan dan merusak sistem pernafasan. Pengaruh CO2 terhadap otak yaitu pada system pernafasan sehingga menghambar suplai O2 ke otak.
Dalam kalimat "Lâ Ilâha Illallâh" terdapat huruf Jahr yang diulang tujuh kali, yaitu huruf "Lam", dan "Astaghfirullah" terdapat huruf "Ghayn", "Ra", "Lam", “Ain” dan “Mim”. Jika 6 (enam) huruf Jahr tersebut diucapkan dengan keras sehingga CO2 akan keluar lebih banyak bersamaan dengan keluarnya udara dari mulut. Dengan adanya penurunan kadar CO2 dalam otak menyebabkan suplai oksigen menjadi lebih besar dan dapat merevitalisasi seluruh bagian otak sehingga otak kembali menjadi segar.
Jika pembuktian dahsyat tersebut ditemukan pada 2 kalimat dzikir, lalu bagaimana dengan Al Qur’an? Jika 6 (enam) huruf jahr pada 2 (dua) kalimat dzikir tersebut memberikan efek luar biasa bagi syaraf otak, lalu bagaimana dengan tilawah 100 ayat ? Tentunya tilawah Al Qur’an memberikan efek luar biasa terhadap syaraf otak dan penyembuhan penyakit. Tentunya tilawah dilakukan secara rutin dan dibaca sesuai tuntunan ilmu tajwid. Coba anda bayangkan, disaat anda membaca Al Qur’an 100 ayat atau 30 menit dalam satu waktu maka berapa huruf jahr yang dibaca?, berapa besar kadar CO2 yang keluar, dan berapa besar suplai kadar oksigen yang masuk ke dalam otak setiap melafalkan huruf jahr?
Marilah kita mengakrabkan diri dengan tilawah Al-Qur’an, karena keutamaan kalam Allah dibandingkan kalam-kalam yang lain bagaikan keutamaan Allah dibandingkan makhluk-Nya. Sungguh tidak banding, tiada tanding. Semoga kita semua diberikan kekuatan istiqamah dalam membaca Al-Qur’an dan diberikan kemuliaan serta keberkahannya di dunia dan akhirat. Aamiin
H. Subhan Nur, Lc, M.Ag
(Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)
Sumber : Bimas Islam Kemenag RI
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur’an yaitu sebagai penawar dari segala penyakit, baik penyakit batin/jiwa berupa keraguan, sifat kemunafikan, hasud, dan lainnya, maupun penyakit lahir/fisik. Hadis ini menguatkan statemen firman Allah SWT dalam surah Al-Isra` ayat 82:
“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Ungkapan Al-Qur’an tentang fungsi sebagai penawar dari segala penyakit menggunakan kata “syifâ`“ (penawar) bukan kata “dawâ`“ (obat). Menurut Abdullah As-Sadhan, kata “syifâ`“ digunakan karena mengandung arti kesembuhan yang pasti, sedangkan kata “dawâ`“ mengandung arti kemungkinan akan sembuh. Sebagian ulama tafsir berpendapat bahwa makna syifâ` mencakup dua hal, yaitu penyakit fisik dan non fisik. Ibnu Katsir berpendapat bahwa Al-Qur’an mampu menghilangkan berbagai penyakit hati, seperti keraguan, kemunafikan, syirik, penyelewengan iman,dan penyimpangan moral. Selain itu, Al-Qur’an mampu mengobati semua penyakit fisik. Senada dengan Ibnu Katsir disampaikan juga oleh ulama tafsir lainnya seperti Ibnu Asyur, Syaikh Fakhrurrazi, Imam Thabari, dan ulama tafsir lainnya.
Salah satu manfaat kesehatan bagi orang yang gemar membaca Al-Qur’an adalah mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida) pada otak. Otak manusia memerlukan suplai oksigen yang berlimpah agar sel-sel otak dapat bekerja secara normal. Jika suplai oksigen berkurang maka CO2 akan cepat mengisi kekosongan sehingga mengakibatkan penurunan daya berpikirdankonsentrasi sertamelemahkan ingatan. Untuk menormalkan kembali fungsi otak, makakadar CO2 harus dikurangi dan suplai oksigen ditambah. Salah satu ikhtiarnya adalah tilawah Al Qur’an minimal 100 ayat perhari/30 menit setiap hari.
Rasionalkah dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Dalam ilmu tajwid terdapat istilah makharijul huruf dan sifat huruf. Makharijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya bunyi huruf, sedangkan sifat huruf adalah ilmu tentang karakteristik suatu huruf pada saat keluar dari makhrajnya. Salah satu sifat huruf adalah jahr, yaitu membunyikan huruf dengan tidak bernafas atau berhembus. Hal itu disebabkan tertahannya hembusan nafas serta kuatnya tekanan ketika mengucapkan huruf jahr. Huruf-huruf jahar ada 18 yaitu ‘ain, zha, mim, wawu, zai, nun, qaf, dzai, ya`, ra`, hamzah, ghain, dhad, ha, dal, tha`, lam, dan ba`.
Ketentuan sifat-sifat huruf ini membuka rahasia AlQur’an yang menggunakan bahasa Arab, dan sebagian besar hurufnya memiliki sifat jahr. Al Qur’an memang didesain untuk kebaikan manusia dengan pemilihan bahasa yang tepat, susunan juz yang teratur, dan keindahan ritmenya yang direspon secara langsung oleh sel-sel tubuh.
Menurut dr. Arman Yurisaldi, seorang dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Satyanegara bahwa terdapat sinkronisasi antara pelafalan huruf dengan ilmu kesehatan tubuh dan membaca Al Qur’an yang sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid dan makhrajnya berdampak positif terhadap kesehatan tubuh dan proses penyembuhan penyakit.
Dr. Arman telah melakukan penelitian terhadap pasien-pasiennya yang mengalami gangguan alzheimer (gangguan pada otak) dan stroke. Alzheimer adalah jenis kepikunan yang 'mengerikan' karena dapat melumpuhkan pikiran, kecerdasan, dan daya ingat seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan menurunnya fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis. Demensia Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Mereka yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor risiko keturunan. Bahkan menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia.
Dalam penelitiannya, dr. Arman menganjurkan para pasiennya untuk mengucapkan kalimat tauhid “lâ ilâha illallah” dan kalimat istighfar “astaghfirullâhal ‘Azhîm” dengan suara keras. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pasien yang berdzikir dapat sembuh lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak berdzikir.
Rahasia Huruf Jahr
Setelah diteliti, kedua kalimat tersebut memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kalimat dzikir lainnya. Ditinjau dari ilmu ilmu tajwid, kedua kalimat tersebut memiliki huruf jahr yang lebih kuat dikarenakan pelafalannya menyebabkan udara yang keluar melalui paru-paru menjadi lebih banyak.
Hubungan pelafalan huruf secara jahr inilah yang erat kaitannya dengan pelepasan CO2 dari otak. Ketika kalimat dzikir tersebut dilafalkan, maka kadar CO2 dalam otak secara teratur akan menurun jumlahnya. Secara kimiawi, mengakibatkan diameter dinding pembuluh darah cenderung mengecil. CO2 tidak beracun, namun jika kadarnya terlalu besar (10-20%), gas ini dapat membuat orang pingsan dan merusak sistem pernafasan. Pengaruh CO2 terhadap otak yaitu pada system pernafasan sehingga menghambar suplai O2 ke otak.
Dalam kalimat "Lâ Ilâha Illallâh" terdapat huruf Jahr yang diulang tujuh kali, yaitu huruf "Lam", dan "Astaghfirullah" terdapat huruf "Ghayn", "Ra", "Lam", “Ain” dan “Mim”. Jika 6 (enam) huruf Jahr tersebut diucapkan dengan keras sehingga CO2 akan keluar lebih banyak bersamaan dengan keluarnya udara dari mulut. Dengan adanya penurunan kadar CO2 dalam otak menyebabkan suplai oksigen menjadi lebih besar dan dapat merevitalisasi seluruh bagian otak sehingga otak kembali menjadi segar.
Jika pembuktian dahsyat tersebut ditemukan pada 2 kalimat dzikir, lalu bagaimana dengan Al Qur’an? Jika 6 (enam) huruf jahr pada 2 (dua) kalimat dzikir tersebut memberikan efek luar biasa bagi syaraf otak, lalu bagaimana dengan tilawah 100 ayat ? Tentunya tilawah Al Qur’an memberikan efek luar biasa terhadap syaraf otak dan penyembuhan penyakit. Tentunya tilawah dilakukan secara rutin dan dibaca sesuai tuntunan ilmu tajwid. Coba anda bayangkan, disaat anda membaca Al Qur’an 100 ayat atau 30 menit dalam satu waktu maka berapa huruf jahr yang dibaca?, berapa besar kadar CO2 yang keluar, dan berapa besar suplai kadar oksigen yang masuk ke dalam otak setiap melafalkan huruf jahr?
Marilah kita mengakrabkan diri dengan tilawah Al-Qur’an, karena keutamaan kalam Allah dibandingkan kalam-kalam yang lain bagaikan keutamaan Allah dibandingkan makhluk-Nya. Sungguh tidak banding, tiada tanding. Semoga kita semua diberikan kekuatan istiqamah dalam membaca Al-Qur’an dan diberikan kemuliaan serta keberkahannya di dunia dan akhirat. Aamiin
H. Subhan Nur, Lc, M.Ag
(Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)
Sumber : Bimas Islam Kemenag RI
Tags:
Stay At Home