Dari Ibnu
Abbas RA, Rasulullah SAW membaca doa qunut (nazilah)selama
sebulanberturut-turutdalam shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib,Isya dan Shubuh
selepas mengucapkan: ‘Sami’allahu
liman hamidah’ di rakaat
terakhir, beliau mendoakan kehancuran bani Sulaim, (yaitu) suku Ri’il, Dzakwan,
dan ‘Ushayyah, dan orang-orangdi belakangnya mengucapkan “Aamin” (Hadis Shahih
diriwayatkan Imam Ahmad).
Penjelasan Hadis
Sebab turun hadis ini berkaitan dengan permintaan suku Ri’il,
Dzakwah, Ushayyah, dan Lahyan kepada Rasulullah SAW agar mengirimkan para
penghafal Al-Qur’an untuk mengajarkan Islam—riwayat lain: melawan musuh—, dan
beliau mengabulkan permintaan tersebut dengan mengirimkan 70 penghafal Al
Qur’an. Namun ketika mereka berada sebuah kawasan bernama Bi’ir Ma’unah, mereka
dibunuh dan dikhianati oleh suku-suku Arab tersebut. Kejadian ini sampai kepada
Rasulullah SAW, maka beliau melakukan qunut nazilah selepas shalat mendoakan
kecelakaan terhadap suku-suku arab tersebut.
Meskipun hadis ini dilatarbelakangi oleh peristiwa khusus,
namun secara keumuman lafazh dapat dijadikan dalil anjuran membaca qunut
nazilah saat terjadi musibah maupun wabah penyakit yang menelan banyak korban.
Kalimat “Rasulullah SAW
membaca doa qunut (nazilah) selama sebulan berturut-turut” menunjukkan qunut
nazilah tidak disyari’atkan selamanya, namun disyari’atkan ketika terjadi
musibah besar seperti wabah penyakit, bencana alam, dan lainnya.
Secara bahasa, qunut berarti taat, diam, atau berdoa.
Sedangkan “nazilah” berarti musibah
besar yang menimpa manusia. Dengan demikian, qunut nazilah adalah doa yang
diucapkan saat i’tidal dalam shalat ketika terjadi musibah besar.
Kalimat “beliau
mendoakan kehancuran Bani Sulaim, (yaitu) suku Ri’il, Dzakwan, dan ‘Ushayyah”, bahwa beliau
mendoakan kehancuran suku-suku Arab tersebut lantaran membutuh 70 para
penghafal Al Qur’an. Alasan qunut nazilah ini dapat dianalogikan dengan wabah
penyakit yang mematikan seperti Covid-19 yang telah merenggut ratusan nyata di
Indonesia khususnya.
Dalam rangka menyikapi wabah virus Corona di seluruh penjuru
dunia, termasuk Indonesia, umat Islam hendaklah melakukan ikhtiar lahir maupun
batin agar terhindar dari wabah ini, salah satunya qunut nazilah. Dalam fiqih,
qunut nazilah dilakukan pada rakaat terakhir shalat 5 waktu ketika i’tidal
dengan bersuara, baik dilakukan sendiri maupun berjamaah, di rumah maupun di
masjid, serta di wilayah merebak wabah penyakit maupun di wilayah yang belum
terdampak wabah penyakit. tujuannya adalah untuk mengusir wabah virus Corona
melalui pendekatan diri kepada Allah melalui do’a, serta menyatakan ketundukan
dan kepasrahan diri atas segala ketetapan-Nya.
Adapun lafazh doa qunut nazilah yaitu setelah doa qunut
shalat Shubuh ditambahkan dengan doa qunut nazilah Umar bin Khattab dan Ibnu
Umar RA, yang artinya:
“Ya Allah, kami
memohon pertolongan-Mu, ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu. Kami beriman
kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari nikmat-Mu,
dan kami menarik diri serta meninggalkan orangyang mendurhakai-Mu. Ya
Allah,hanya kepada-Mukami menyembah, kepada-Mu kami hadapkan shalat
ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengharapkan
rahmat-Mu dan takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa
orang-orang kafir.”
Dalam kondisi wabah Virus Corona (Covid-19), bacaan doa qunut nazilah bisa ditambah dengan lafaz berikut, yang artinya:
Dalam kondisi wabah Virus Corona (Covid-19), bacaan doa qunut nazilah bisa ditambah dengan lafaz berikut, yang artinya:
“Ya Allah,
hindarkanlah kami dari resesi ekonomi, bala, penyakit, kekejian, kemunkaran,peperangan,
kesulitan-kesulitan dan berbagai petaka baik yang Nampak maupun tersebunyi.
(dan) Dari negeri kami khususnya, sertadari negeri kaum muslim pada umumnya.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Akhirnya, kami mengajak kepada seluruh umat Islam untuk
bersatu berdoa melakukan doa qunut nazilah. Semoga dengan wasilah qunut
nazilah, Allah SWT segera mengangkat wabah virus Corona dari bumi pertiwi
Indonesia, dan seluruh penjuru dunia. Aamin.
H. Subhan Nur, Lc, M.Ag
(Kepala
Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)
Tags:
Stay At Home