Farewell Party Metode Amtsilati MTsN 11 Banyuwangi
Didampingi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Hj. Suciningsih, Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Banyuwangi Drs. H. Slamet, M.HI menutup acara English Course dan
Kursus Nahwu Shorof metode Amtsilati yang digelar MTsN 11 Banyuwangi di
Kecamatan Kalibaru dengan tajuk acara Farewell Party (pesta perpisahan) yang
dirangkai dengan kegiatan buka puasa bersama, Jumat (30/4). Selain Kasubag TU,
hadir dalam kegiatan tersebut Kepaala Seksi Pendidikan Madrasah H. Zaenal Abidin
dan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam H. Muklis.
Kepala MTsN 11 Banyuwangi Sri Endah Zulaikhatul Kharimah, S.Ag, M.Pd menyampaikan bahwa MTsN 11 Banyuwangi terus melakukan berbagai inovasi dalam meningkatkan prestasi siswa, dan yang membanggakan bahwa pada tahun ajaran 2021/2022 ini beberapa siswa diterima pada sekolah ungulan sesuai bidangnya. “tiga siswa MTsN 11 Banyuwangi tahun ini diterima pada MAN-PK (Madrasah Aliyah Negeri Program Kekhususan) Jember” uangkapnya. Lebih lanjut B Zul (panggilan akrabnya) menyampaikan bahwa ini merupakan program dari Kelas unggulan, untuk English Course diikuti 31 anak dari kelas 7 sedangkan Nahwu Shorof diikuti oleh 29 anak dari Kelas 8.
Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi turut bangga dengan peningkatan
prestasi yang diraih MTsN 11 Banyuwangi yang berada pada Kecamatan paling barat
di Kabupaten Banyuwangi. “Kami mendukung berbagi inovasi yang dilakukan
madrasah untuk peningkatan mutu madrasah” ungkapnya. H. Slamet yang pernah
menjadi pengajar tersebut mendorong kepada madrasah untuk melakukan berbagai
inovasi baik dibidang akiademik maupun non akademik.
Seperti diketahui bersama bahwa MTsN merupakan sekolah dengan ciri khas pendidikan keagamaan, karenanya output dari madrasah diharapkan mempunia nilai plus dibidang keagamaan, terutama dibidang ilmu alat. Madrasah ini menggunakan metode Amtsilati dalam pembelajaran Nahwu shorof kepada peserta didiknya. Metode amtsilati merupakan metode cara cepat dan mudah untuk mempelajari rumus bahasa Arab dan kitab kuning yang digagas oleh KH Taufiqul Hakim pendiri pondok pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara. Dengan demikian metode ini bertujuan untuk memahami kitab-kitab salaf baik tafsir, hadits maupun yang lainya. Karenanya MTsN 11 menggunakan metode ini kepada peserta didiknya yang mengikuti program khusus.
Selain dibidang nahwu shorof, acara tersebut juga penutupan English course
(Kursus Bahasa Inggris), yang juga diterapkan pada MTsN 11 Banyuwangi, hal ini
dengan mengingat Bahasa Inggris merupakan bahasa percakapan Internasional yang
sangat perlu untuk dipelajari secara khusus, terlebih dengan peningkatan jumlah
wisatawan mancanegara yang berkunjung di Bumi Blambangan.(syaf)