Banyuwangi (KUA CLURING) – Jumat, 16 Mei 2025
Suasana sore itu terasa hangat dan penuh keberkahan di TPQ Baitul Khoir, Dusun Cemetuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Sekitar pukul 14.00 WIB, halaman tempat santri biasa mengaji mendadak menjadi ruang penuh semangat dan syukur. Sebanyak 37 Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Majelis Taklim resmi diserahkan oleh KUA Kecamatan Cluring kepada para pengurus majelis taklim dari berbagai desa di wilayah tersebut.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala KUA Kecamatan Cluring, Gunawan, bersama seluruh Penyuluh Agama Islam. Mereka disambut antusias oleh para jamaah dan pengurus majelis taklim yang tampak bahagia dan bersemangat mengikuti jalannya prosesi.
Dalam sambutannya, Gunawan menyampaikan tiga hal utama:
- Rasa Syukur “Kita patut bersyukur atas nikmat ini. Alhamdulillah, 37 majelis taklim kita kini telah sah secara administratif dan tercatat di sistem Kementerian Agama. Ini bukan pencapaian kecil, tapi buah dari kerja keras bersama,” ucapnya dengan penuh haru.
- Fungsi SKT Ia menjelaskan bahwa SKT bukan sekadar legalitas, tapi sebagai pengakuan formal yang memberi kelembagaan lebih kuat bagi majelis taklim. “SKT menjadikan majelis taklim lebih siap berkolaborasi dengan pemerintah dan mitra strategis lainnya,” jelasnya.
- Manfaat SKT “Dengan SKT, majelis taklim memiliki akses terhadap pembinaan, pelatihan, dan bantuan program yang dapat meningkatkan kualitas dakwah dan pendidikan keagamaan di masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gunawan juga menegaskan bahwa keberadaan majelis taklim bukan hanya soal nama dan struktur, tapi juga harus mencerminkan ruh keilmuan. “Sesuai dengan PMA No. 29 Tahun 2019, majelis taklim adalah wadah pembelajaran keagamaan nonformal yang memiliki proses transfer ilmu di dalam setiap kegiatannya. Artinya, setiap pertemuan harus menghadirkan unsur pengajaran, baik melalui ceramah, diskusi, atau kajian kitab,” tegasnya.
Ia pun menekankan bahwa peran Penyuluh Agama sangat vital dalam proses ini. “Tanpa mereka, SKT ini tidak akan bisa terbit. Para penyuluh kita telah mengawal setiap tahapan, dari pendataan, pendampingan, hingga validasi lapangan. Mereka garda terdepan dalam pelayanan umat,” tuturnya bangga.
Acara berlangsung khidmat namun penuh kehangatan. Jamaah yang hadir, mulai dari ibu-ibu majelis, hingga tokoh masyarakat tampak antusias. Mereka duduk rapi, menyimak dengan seksama, dan sesekali mengangguk-angguk mengiyakan isi sambutan.
Di akhir acara, Gunawan menyampaikan harapan agar SKT ini menjadi langkah awal untuk penguatan lembaga dakwah yang lebih terstruktur dan berkelanjutan. “Semoga SKT ini tidak hanya menjadi berkas di rak, tapi menjadi nyawa yang menghidupkan semangat belajar, berbagi, dan membina umat menuju keberkahan hidup di dunia dan akhirat,” ujarnya.