"Siapakah Sahabat itu..? ia kah yang selalu bersmamu dalam cangkrukan ngopi rokokan bareng dan yang selalu duduk bersamamu..?
Para Sosiolog dan ahli Psikologi Sosial menta’rifi , Sahabat atau teman (friend) dipahami sebagai bagian dari hubungan sosial informal yang terbentuk melalui interaksi berulang, kesamaan minat, atau kedekatan ruang dan waktu. Ciri-cirinya :
Terbentuk karena interaksi sosial di lingkungan seperti sekolah, kerja, atau komunitas.
Hubungan yang fleksibel dan tidak mengikat secara emosional dalam-dalam.
Bersifat saling menguntungkan dalam hal sosial atau psikologis, tapi tidak terlalu dalam secara personal.
Emile Durkheim dan Georg Simmel, dua tokoh awal sosiologi, menganggap hubungan pertemanan sebagai bagian dari kohesi sosial—yaitu ikatan yang menjaga solidaritas dalam masyarakat modern yang kompleks.
Adapun Istilah Besty (Best Friend) dalam Perspektif Sosial adalah istilah populer (slank) untuk teman terbaik, dan dalam kajian sosiologis kontemporer, ini merujuk pada relasi emosional yang lebih intens dan pribadi. Ciri-ciri besty: Hubungan yang penuh kepercayaan dan eksklusif,terjadi komitmen emosional yang mendalam, seperti berbagi rahasia, kesulitan, dan pengalaman pribadi.
Besty berperan sebagai support system dan memiliki pengaruh besar dalam pembentukan identitas sosial dan psikologis individu (khususnya remaja dalam pencarian jati diri)
Menurut Carol Gilligan (sosiolog feminis), hubungan seperti "besty" mencerminkan kedekatan emosional dan narasi bersama, terutama dalam dunia perempuan atau kelompok minoritas.yang baik berperan sebagai agen kontrol sosial: orang yang mencegah kita dari penyimpangan nilai dan membantu kita kembali ke jalur yang benar, bukan sekadar refleksi, tapi juga koreksi.
Sahabat sejati adalah orang yang tidak hanya hadir dalam kesenangan, tetapi juga berani menunjukkan kebenaran ketika kita salah. Ia bukan penjilat, bukan pembenaran atas segala hal, tapi penuntun yang tulus demi kebaikan kita. —Ada ungkapan Arab yang kurang lebih berbunyi ;
"Lebih baik dimarahi sahabat karena kejujurannya, daripada disanjung musuh karena kebohongannya."
Sahabat atau teman,bolo plek dan peranya dalam kehidupan dipahami sebagai bagian dari hubungan sosial informal yang terbentuk melalui interaksi berulang, kesamaan minat, atau kedekatan ruang dan waktu. Sahabat dianggap sebagai relasi sosial jangka panjang yang melibatkan kedekatan emosional, kepercayaan, dan komitmen tinggi. Karakteristiknya memliki hubungan timbal balik yang melampaui sekadar kesamaan minat bhkan melibatkan loyalitas, pengorbanan, dan keintiman emosional yang kuat.
Sahabat memainkan peran penting dalam dukungan sosial, pembentukan identitas, dan bahkan stabilitas mental seseorang. hubungan sahabat sebagai bagian dari refleksivitas sosial modern: artinya, orang memilih sahabat sebagai bagian dari pembentukan "diri" di era individualistik.
Sahabat sejati bukan hanya menyenangkan hati atau selalu setuju dengan kita, tetapi berani mengingatkan saat kita salah, dan menunjukkan mana yang benar, meski itu terasa pahit.
“Teman yang baik itu bukan yang membuat kita nyaman dalam kesalahan, tapi yang menuntun kita keluar dari kesalahan.”
Dalam Perspektif Islam, sahabat yang baik adalah yang menuntun saudaranya menuju kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Agama seseorang tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah satu dari kalian memperhatikan siapa yang menjadi temannya."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Juga dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan..." (QS. Al-Ma'idah: 2)Perbandingan Singkat
Sahabat adalah seseorang yang memiliki hubungan dekat, penuh kepercayaan, dan saling mendukung dengan orang lain. Lebih dari sekadar teman biasa, sahabat hadir dalam suka dan duka, menjadi tempat berbagi cerita, serta mampu menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain tanpa menghakimi.
Dalam kehidupan yang penuh tantangan, sahabat bisa menjadi sumber semangat, motivasi, bahkan inspirasi.
Ciri-Ciri Sahabat Sejati
Setia dan Bisa Dipercaya
Sahabat sejati tidak mengkhianati, menjaga rahasia, dan tetap ada meski situasi sulit.
Mendukung dan Memberi Semangat
Mereka selalu mendorong kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan hadir saat kita butuh dukungan emosional.
Menerima Apa Adanya
Seorang sahabat tidak menuntut kesempurnaan. Ia menerima kita dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Bisa Memberi Kritik yang Membangun
Sahabat sejati tidak selalu setuju dengan kita. Mereka juga berani memberi nasihat atau kritik yang jujur demi kebaikan bersama.
Pentingnya Memiliki SahabatMemiliki sahabat membuat hidup terasa lebih ringan. Saat mengalami tekanan, kehadiran sahabat bisa menjadi pelipur lara. Mereka juga membantu kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang melalui pengalaman, cerita, dan dukungan yang mereka berikan.
Sahabat bukan sekadar teman biasa. Mereka adalah bagian penting dalam perjalanan hidup kita. Persahabatan sejati tidak mudah ditemukan, namun sangat berharga untuk dijaga. Maka dari itu, hargailah sahabatmu dan jadilah sahabat yang baik bagi orang lain.
Begitu pentingnya memahami tentang pengertian sahabat sampai-samapi para endekiawan muslim generasi awal pun membahasnya terutama para alim hli hadist. Menurut ilmu Hadist sahabat (ash-shahabi, jamaknya: ash-hab atau shahabat) adalah orang yang pernah bertemu langsung dengan Nabi Muhammad ﷺ, beriman kepada beliau, dan wafat dalam keadaan Islam. Ulama hadis seperti Ibn Hajar al-‘Asqalani mendefinisikan sahabat sebagai berikut:
"Man laqi an-Nabiyya ﷺ mu’minan bihi wa mata ‘ala al-Islam."
"Yaitu orang yang bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam." Bukan hanya sekadar hidup di zaman Nabi, tetapi benar-benar pernah bertemu secara fisik, walau hanya sekali. Orang tersebut harus beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ pada saat pertemuan itu dan wafat dalam keadaan Islam
Jika seseorang pernah bertemu Nabi dan beriman, tetapi kemudian murtad dan meninggal dalam kekufuran, maka tidak termasuk sahabat menurut istilah ilmu hadis.
Contoh Sahabat Menurut Ilmu Hadis:
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Umar bin Khattab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Bilal bin Rabah
Aisyah binti Abu Bakar
dan ribuan lainnya. Jumlah sahabat Nabi sangat banyak. Sebagian ulama menyebutkan jumlahnya mencapai lebih dari 100.000 orang, terutama setelah Haji Wada’.
Kedudukan Sahabat dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat mulia. Allah dan Rasul-Nya memuji mereka dalam banyak ayat dan hadis. Mereka adalah perantara utama dalam menyampaikan ajaran Islam dari Nabi Muhammad ﷺ kepada umat setelahnya, termasuk hadis-hadis Nabi.
Dalam kajian ilmu hadis para sahabat menjadi dasar dalam menentukan validitas dan kualitas sanad (rantai periwayatan) hadis.
Selanjutnya Pembahsan Istilah sahabat menurut budayawan, menurut Kuntowijoyo, salah satu gurunya Cak Nun, memiliki dimensi sosial dan kultural yang khas dalam konteks pemikiran sosiologis dan kebudayaan Islam Indonesia. Kuntowijoyo adalah seorang budayawan, sosiolog, dan pemikir Islam terkemuka yang banyak menyoroti transformasi sosial dan makna nilai-nilai Islam dalam masyarakat modern. Dalam pemikiran Kuntowijoyo, "sahabat" bukan hanya sekadar individu yang dekat secara personal, tetapi memiliki nilai historis dan simbolis dalam Islam.
Dalam beberapa karya, terutama dalam konteks pemikiran sosiologis Islam, Kuntowijoyo memaknai sahabat sebagai "mitra" sebagai bagian dari paradigma emansipatoris. Dalam bukunya yang berjudul “Muslim Tanpa Masjid “ ia banyak menekankan pentingnya hubungan yang setara, adil, dan saling menghormati antara pihak-pihak dalam proses sosial, budaya islam.
Mitra menurut Kuntowijoyo: Sahabat adalah subjek yang setara, bukan objek diposisikan dalam hubungan kerja sama yang non-hegemonik (tidak mendominasi satu sama lain).Relevan dalam upaya transformasi sosial yang berbasis nilai islam di mana semua pihak berperan sebagai agen perubahan, bukan sebagai alat kekuasaan. Sahabat bukan hanya perawi hadis, tetapi pelaku transformasi nilai Islam dalam sejarah. Mereka adalah teladan sosial dan spiritual, di zaman kekinian yang memasuki era industry, para pewaris Nabi didudukan sebagai mitra,teman curhat atau sharing, saking mudah dan luasnya kesempatan menerima ilmu,informasi yang begitu cepat. Jadi, Sahabat nabi hari ini itu para tokoh agama tapi dengan kedudukan sejajar dengan umatnya/jamaahnya(kuabangorejo25@gmail.com)
Sahabat bukan org yg mndukung dgn lisan tp sejatine njongkrokne
BalasHapus