KUA Muncar dan Mahasiswa UNIIB Laksanakan Seminar Pencegahan Pernikahan Dini di SMAN 1 Muncar



Muncar, 5 Agustus 2025 — Gedung Serbaguna SMAN 1 Muncar menjadi saksi pelaksanaan kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah yang mengangkat tema Seminar Pencegahan Pernikahan Usia Dini. Kegiatan ini merupakan hasil inisiasi mahasiswa KKN 05 Universitas Ibrahimy (UNIIB) yang ditempatkan di Desa Tapanrejo, bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Muncar.

Seminar dibuka secara resmi oleh Kepala SMAN 1 Muncar, Ibu Rina Kartika. Dalam sambutannya, ia memberikan motivasi kepada seluruh peserta seminar melalui pantun-pantun inspiratif yang mengajak para siswa untuk menunda pernikahan demi mengejar prestasi. "Lebih baik menunda menikah daripada menunda cita-cita," ungkapnya penuh semangat.


Materi pertama disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Anang Ma’ruf Masyhuri Perwakilan dari KUA Kecamatan Muncar. Ia mengangkat berbagai faktor penyebab masih maraknya pernikahan dini di tengah masyarakat. “Pernikahan dini bukan hanya soal budaya, tapi juga soal kurangnya pemahaman hukum dan kesiapan mental,” ujarnya yang disambut riuh siswa-siswi yang bertekad tidak ingin menjadi bagian dari persoalan tersebut.

Anang juga menjelaskan regulasi terbaru terkait batas usia minimal pernikahan. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diperbarui menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, kini batas usia minimal untuk menikah baik laki-laki maupun perempuan adalah 19 tahun. “Kami tidak melarang menikah, tapi menu.nda sampai usia cukup adalah keputusan bijak,” tegasnya kepada para peserta.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Ibu Fitria, seorang narasumber dari sisi psikologis. Ia memaparkan dampak psikologis dari pernikahan dini, khususnya terhadap perempuan. “Banyak remaja perempuan menjadi korban karena belum siap secara mental dan emosional menghadapi tanggung jawab berkeluarga,” ujarnya dengan penuh empati.


Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif siswa dalam sesi tanya jawab. Tercatat tiga siswi dan satu siswa mengajukan pertanyaan kritis dan berbobot kepada kedua pemateri. Respon tersebut menunjukkan tingginya perhatian siswa terhadap isu ini, serta kesiapan mereka untuk menjauhi pergaulan bebas dan fokus pada pendidikan.

Kegiatan seminar ditutup dengan pesan harapan agar generasi muda mampu memahami pentingnya usia matang dalam membangun keluarga, serta terus berkomitmen untuk meraih cita-cita dan masa depan yang cerah. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama