Tegaldlimo, BKKBN Tegaldlimo – Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Banyuwangi, BKKBN Kecamatan Tegaldlimo menggelar kegiatan Mini Lokakarya pada Rabu, (11/06) dengan mengangkat tema "Sinergi Lintas Sektor untuk Menurunkan Angka Stunting di Kecamatan Tegaldlimo". Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor BKKBN Kecamatan Tegaldlimo dan diikuti oleh 11 peserta yang merupakan perwakilan dari Tim Penggerak PKK, tenaga kesehatan dari Puskesmas Tegaldlimo dan Puskesmas Kedungwungu, serta unsur tokoh masyarakat.
Dalam lokakarya tersebut, hadir sebagai fasilitator utama adalah Wahyu Fadhli Pribadi, Penyuluh Agama Islam dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tegaldlimo. Wahyu menyampaikan materi dengan tema “Pencegahan Nikah di Bawah Umur sebagai Upaya Menurunkan Angka Stunting”. Dalam pemaparannya, Wahyu menekankan bahwa praktik pernikahan dini masih menjadi tantangan serius di beberapa wilayah pedesaan, dan memiliki kontribusi besar terhadap tingginya angka stunting di Indonesia, termasuk di Banyuwangi.
“Pernikahan di usia anak membawa risiko tinggi, baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Kurangnya kesiapan fisik, mental, dan ekonomi sangat mempengaruhi kualitas pengasuhan dan pemenuhan gizi anak di masa awal kehidupannya. Ini menjadi akar yang harus kita perbaiki bersama,” ungkap Wahyu di hadapan peserta.
Ia juga menambahkan bahwa upaya pencegahan nikah dini tidak hanya bisa dilakukan dari sisi hukum atau medis, tetapi perlu didorong melalui pendekatan edukatif dan keagamaan. Dalam perannya sebagai penyuluh, Wahyu aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam Islam, kesiapan mental, fisik, dan tanggung jawab menjadi prasyarat penting dalam membangun keluarga yang sehat dan sejahtera.
Sebelum sesi materi dimulai, Koordinator BKKBN Kecamatan Tegaldlimo, Purwanto, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran lintas sektor dalam menurunkan angka stunting. Ia menyampaikan bahwa program percepatan penurunan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan atau pemerintah saja, melainkan membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
“Kami menyadari bahwa masalah stunting adalah persoalan multidimensi. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh pihak – tokoh agama, kader PKK, para bidan, hingga tokoh adat – untuk bersatu dalam upaya ini. Kami bangga karena pada hari ini, peran penyuluh agama juga mendapat ruang untuk berkontribusi melalui perspektif yang berbeda namun sangat relevan,” ujar Purwanto.
Camat Tegaldlimo yang sedianya dijadwalkan hadir, berhalangan karena agenda kedinasan lain. Sebagai gantinya, Sekretaris Camat Tegaldlimo, Eko Iswanto, hadir mewakili dan memberikan sambutan pembuka. Dalam sambutannya, Eko menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut serta menekankan pentingnya keberlanjutan program pencegahan stunting.
“Kami di Kecamatan Tegaldlimo sangat mendukung program BKKBN ini, dan berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti pada lokakarya saja, tetapi bisa berlanjut dalam bentuk aksi nyata di lapangan. Peran tokoh agama seperti Pak Wahyu sangat penting dalam memberikan pendekatan yang mudah diterima oleh masyarakat. Ini adalah kolaborasi yang harus terus diperkuat,” ucap Eko.
Kegiatan mini lokakarya ini diakhiri dengan sesi diskusi dan rencana tindak lanjut, termasuk merancang kegiatan penyuluhan bersama di desa-desa yang memiliki angka risiko stunting tinggi. Para peserta menyatakan komitmennya untuk terus bersinergi dalam menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari stunting.
Melalui lokakarya ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya usia ideal untuk menikah, pentingnya kesiapan membangun keluarga, serta bagaimana peran aktif semua pihak dapat mendorong penurunan angka stunting secara signifikan di wilayah Kecamatan Tegaldlimo dan Banyuwangi pada umumnya. (WH)